WELCOME TO THE HARRIS SETYAWAN ZONE

Jumat, 04 November 2011

PEMUDA DAN SOSIALISASI




Dilihat dari segi budaya atau fungsionalya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian sebagia berikut :

Golongan anak : 0 – 12 tahun
Golongan remaja : 13 – 18 tahun
Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas
Usia 0-18 tahun adalah merupakan sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun keatas dipandang telah memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun adalah usia yagn telah diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta.
Dilihat dari segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia 18 – 30 – 40 tahun, karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
1. Siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah.
2. Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi.
3. Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15 – 30 tahun keatas.

Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, karena pemuda ialah harapan bangsa, pelopor , cikal bakal pemimpin negara, seorang yang memiliki intelek yang tinggi.
Baru-baru ini kita memperingati hari sumpah pemuda, dimana 83 tahum yang lalu pemuda-pemuda berkumpul dalam sebuah kongres pemuda yang menghasilkan apa yang kita sebut sekarang sebagai nasionalisme. Sebuah sumpah penuh semangat kebangsaan menuju kemerdekaan yang hakiki.
Apa saja yang bisa kita lakukan untuk memaknai sumpah pemuda?
Melakukan suatu perubahan untuk memaknai sumpah pemuda itu tidak harus dari sesuatu yang rumit. Cukup dari hal yang sederhana seperti bangun pagi, tidak datang terlambat ke tempat kerja,atau melakukan sesuatu (disiplin)  atau tidak mengeluh pada keadaan.
Hanya sesederhana itu? Ya, memang semudah itulah memaknai arti sumpah pemuda. Karena jika kita tidak bisa merubah diri kita sendiri, bagaimana kita mau merubah orang lain atau mungkin bangsa ini?.dan jangan lupa untuk para PEMUDA INDONESIA tanamkan ini dalam sanubarimu “Jangan tanyakan apa yang telah di berikan negara padaku, tapi tanyakan apa yang telah ku perbuat untuk negara”.
Permasalahan di Indonesia ini sangatlah banyak, mulai dari “pemimpin yang korup” yang mengambil hak warga yang mem butuhkannya,selain itu banyak masalah pemerintah yang tidak bertanggung jawab maupun “cacat”  jelas disini peran pemuda untuk turut mempertanyakan kinerja pemerintah. Kenapa mahasiswa sering berdemo? Ya, jelas karena sebelum mahasiswa berdemo, sebetulnya sudah seringkali mahasiswa melakukan aksi , tapi tidak ada reaksi yang di tanggapi oleh pemerintah , jadidemo disini adalah kemuakan mahasiswa terhadap sistem pemerintah.
Tapi, tidak semua pemuda di Indonesia hanya bisa berdemo, atau berkomentar. Banyak pemuda di Indonesia yang telah mengharumkan nama bangsa , mulai dari para atlit, peserta olimpiade di luar negri, dll, yang dapat mengharumkan negri ini.
Sosialisasi Pemuda
Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menajdi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Pendirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya degnan sistem sosial.
Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu prosuk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian :
1. Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya; atau sebaliknya, ida disayangi, baik budi dandapt dipercaya
2. Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial

Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang terdapatdalam kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S. Lazarus, proses sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan mana individu menghambat atau mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan lingkungan, dan mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat.

So, We Can Do It :)


0 komentar:

Posting Komentar

"KETIKA MARAH,HITUNG SAMPAI SEPULUH SEBELUM KITA BERBICARA;JIKA SANGAT MARAH,SERATUS" "SETIAP YANG DIMULAI DENGAN RASA MARAH BERAKHIR DENGAN RASA MALU"